Header Ads

Aku Ingin Mantel Itu

Suatu malam, kota Madinah diliputi dingin yang luar biasa. Pada suatu malam di musim dingin yang menggigit pori-pori, ada seorang wanita dari kalangan Anshar yang sedang menenun mantel dari beludru. Wanita itu pun membawa hasil tenunannya itu pada Rasulullah saw. untuk dia berikan pada Sang Nabi. Rasulullah saw. pun mengambilnya. Beliau lalu memakainya.

Di kala udara sedang dingin luar biasa seperti itu, beliau memang membutuhkan mantel itu. Saat hendak menemui para sahabat, Rasulullah saw. pun memakai mantel itu untuk pertama kalinya.

Saat memakai itu, ada seorang lelaki dari kalangan Anshar yang melihatnya. Lelaki itu berkata, “Bagus sekali mantel Anda. Pakaikan aku mantel ini, ya Rasulullah.” Rasulullah saw. pun langsung mengiyakannya.

Seketika itu pula, beliau langsung melepaskannya. Melihat kejadian itu, para sahabat yang lain melihati lelaki dari kalangan Anshar yang berani itu. Lelaki ini kemudian berkata, “Tapi, aku lebih membutuhkannya melebihi Rasulullah. Aku ingin menjadikannya sebagai kafanku kelak, pada saat aku meninggal dunia.”

Rasulullah saw. bersama para sahabat melewati beberapa waktu yang sulit karena kefakiran, kelaparan, dan kebutuhan yang tak terpenuhi. Ini terus berlangsung pada saat Rasulullah saw. mengalami kevakuman wahyu. (HR Ahmad).

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.